Belajar Berbesar Hati Dari Anak Kelas 5 SD

Hari ini... Saya Dapatkan Satu Pelajaran Berharga dari Anak kecil yang masih duduk di Bangku Kelas 5 SD / Madrasah Itidaiah ( MI ), Saat Hadir Musyawarah Pekanan Markas di Masjid Jami' Jalan Kerung-kerung Makassar, Kusaksikan Seorang Anak Laki-laki dengan Pakaian Gamisnya Yang tampak Lusuh, Sungguh sangat kontras dengan anak-anak sebayanya Yang ada dimasjid itu, yang berlari kesana-kemari dengan gamis atau kurtah ( Khas Pakaian India Yang dikenakan Para Pekerja Dakwah / Ahbab ).

Anak itu tampak Tawadduh, tenang, Calm Down, dan sesekali tersenyum melihat anak seusianya yang berlari dan terkadang terjatuh karena bermain kejar-kejaran dihalaman masjid. dia tidak ikut bermain, dia hanya duduk didekat orang-orang dewasa, entah dia minder karena pakaiannya atau entah Ia lelah menahan lapar dan dahaga karena berpuasa.

seseorang lalu duduk dihadapan temanku, teman satu jamaahku saat gerak belajar dakwah dan tabligh empat bulan di daerah biringbulu kabupaten gowa -makassar sekitar awal bulan januari sampai awal mei 2014 lalu. temanku minta nomor telepon orang itu karena suatu urusan, karena tidak membawa kartu nama, ia merogoh Tas kecilnya mencari kertas untuk ditulis nomor telepon. tapi orang itu tidak menemukan kertas dalam tasnya, Ia lalu menuliskan nomor teleponnya di Selembar Uang dua puluh ribuan, lalu diserahkan pada temanku.

Temanku menolak menerima catatan itu diatas uang, tapi kata orang itu, berikanlah pada Yasir seraya menepuk paha anak kecil yang kuceritakan diatas. "TERNYATA ITU ANAKNYA TEMANKU" sebut saja Namanya Daeng TOLHA. wajar saja..... saya baru tersadar, Anak itu tak kalah Suhudnya dengan Abinya. Temanku Daeng TOLHA ini Usianya masih Muda, tapi sangat besar pengorbanannya dalam kerja Dakwah, Kesehariannya lebih banyak digunakan untuk kerja agama dari pada kerja untuk keperluan hidup keluarganya.

Ia bahkan rela meninggalkan pekerjaannya di SPBU Pertamina, dan berhenti berjualan Bakso, karena dianggap pekerjaan itu banyak maksiatnya, dan sering melalaikannya dari Dzikrullah... entah apa pekerjaannya saat ini, saya pun enggan menanyakannya. Daeng TOLHA lalu menyerahkan Uang itu kepada Yasir Anaknya, Yang rencananya setelah Tamat "MI" tahun 2015, Yasir akan di Kirim Ke Kerincing di Jawa tengah untuk Mondok Belajar Ilmu Tajwid, agar bisa menjadi Hafidz & Alim Alquran. dan lagi-lagi niat Anak & Abinya ini bukan seperti kebanyakan orang yang berfikir menyekolahkan dan mendidik anaknya agar bisa menjadi orang ternama dan berpenghasilan tinggi. Semua mereka lakukan semata-mata karena kecintaan mereka pada agama.

Rasa Kagum saya pada kesuhudan Yasir dan Abinya ( Daeng TOLHA ) tidak sampai disitu saja, Saya Saksikan Uang dua puluh ribuan yang dipegang Yasir itu kemudian digabung dengan selembar Uang Dua Ribu Rupiah yang ada di Saku Celananya, Hanya beberapa Menit dipegang Yasir meminta Izin kepada Abinya.... ( dalam Bahasa Makassar ), Abi Uang ini Saya Masukkan ke celengan masjid Ya ? Abinya Tersenyum mengiyakan permintaan Yasir.  Saya Tidak Melihat apakah yang dimasukkan kedalam Celengan Masjid itu Uang Dua Ribu Rupiah atau Dua Puluh Ribu Rupiah, atau bahkan mungkin keduanya. Abinya bercerita Anakku itu memang Suhud ( Tidak Terkesan Dengan Uang dan kemewahan ), Lihat saja pakaiannya.

Tampaknya YASIR bukan tipe anak yang suka minta dibelikan pakaian baru kepada orang tuanya. Sebelumnya Daeng TOLHA juga pernah bercerita kalau YASIR ini memang berhati Lembut. Kalau Bahasa Jawanya Yasir ini orangnya WELAS ASIH ( Bukan WOLES AJA ).  ia senang berkhidmat pada jamaah masjid, melayani dan bantu-bantu masak untuk disajikan pada Jamaah Masjid. saat ada Jamaah Yang Sedang Khuruj ( Keluar Ke Jalan Allah untuk Belajar Dakwah ).

Yasir Juga Rutin Ikut bersama Abi dan teman jamaah tabligh lainnya Sejak Kecil itikaf tiga hari di masjid. YASIR tidak seperti anak-anak pada umumnya yang rewel dan manja. ia dewasa dan mandiri, kemandirian dan kedewasaannya ini terbentuk karena setiap tahun Yasir di tinggal pergi Abinya Khuruj Fii Sabilillah Empat Bulan Untuk Dakwah dan Tabligh.

Cerita Daeng TOLHA tentang YASIR membuatku meneteskan Air Mata Kagum dan Bangga, malam ini sepanjang perjalanan pulang kerumah. diiringi Rasa harap, Semoga FIQAR yang kudidik dengan kemewahan Sejak Kecil pun bisa berubah seperti YASIR..... Ada berapa banyak anak seperti YASIR ? Pola Fikirnya, Ahlaknya, Kesuhudannya ? Apakah Kita atau Anak-anak kita bisa seperti itu ? Insya Allah Pengorbanan dalam Agama akan membuat Allah memberikan kefahaman agama kepada Keluarga kita, sebagaimana kemantapan Imannya Nabi Ismail a.s. Yang Sejak Kecil Sering di Tinggalkan Nabi Ibrahim a.s. untuk mendakwahkan Kalimat Tauhid.... Laa Ilaha illallah... Muhammadurrasulullah.

Semoga Kisah ini menginspirasi Saya dan Anda untuk mendidik Anak, Adik, Ponakan dan Anak-anak dilingkungan kita untuk belajar Zuhud, dan Mencintai Agama serta beramal ikhlas Semata-mata karena Allah Ta'ala... Dari Balik Meja Counter DORMAN TRAVEL, Saya Iskandar Pamit... Sampai Jumpa pada Artikel Lainnya. Wassalam.




CLICK TOMBOL LIKE DIBAWAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar