Silaturrahim di Desa Lantang Salenrang

Mungkin Mulai Hari ini (10-02-2015) Saya akan menulis kargosary dakwah yang saya dapatkan dari hasil meluangkan waktu 2,5Jam (150 menit) dipagi hari, sebelum memulai aktifitas kesibukan dunia.

Alhamdulillah pagi ini "Selasa 10-02-2015" Allah SWT memberikan Saya Kesempatan Untuk berjumpa dengan seseorang yang enggan menyebutkan namanya, beliau adalah warga Salenrang Asli yang saat ini berdomisili di Berau (Kalimantan Timur). Saya tidak begitu banyak menanyakan urusan dunia kepadanya, apalagi masalah pekerjaan. Alhamdulillah, beliau termasuk orang yang menjaga Shalatnya. Yang nampak dari beliau adalah ahli dunia dan kecintaan yang sangat besar terhadap dunia.

Sehingga dalam pembicaraan kami, beliau banyak mengkritik orang-orang yang sering meninggalkan anak dan istri (keluarga) untuk kepentingan agama (akhirat) meskipun beliau berulang-ulang mengatakan simpatik pada kerja dakwah dan tabligh, berulang kali pula beliau mengatakan ketidaksetujuannya jika harus meninggalkan anak istri 3 hari sebulan atau 40Hari & 4 Bulan dalam setahun untuk fokus dalam kerja agama.

Beliau katakan bahwa keluarga beliau sudah banyak yang ikut Jamaah Tabligh, bahkan sudah pernah ke India-Pakistan-Bangladesh (IPB), Ada juga Yang khuruj fii sabilillah 4 Bulan Setiap Tahun.

Beberapa Hal yang menjadi pertanyaan & kritikan beliau adalah, apakah harus setiap tahun meninggalkan anak dan Istri untuk agama ? Apakah harus betul-betul memutuskan hubungan bahkan melalui telepon selama khuruj fii sabilillah ? Kenapa Jamaah Yang Itikaf di Masjid terkadang tidur dan shalat dengan baju (pakaian) yang sama ? dan sebagainya.... Beliau juga sampaikan jangan sampai keluarga berantakan gara-gara ditinggalkan untuk agama.

Beliau bercerita bahwa ada keluarganya yang jatuh miskin karena kerja dakwah. Pertanyaan bagi anda (pembaca) bagaimana pendapat anda jika ada orang yang habis hartanya untuk agama ? Sebagian dari Anda Tidak Setuju, tapi sebagian yang lain akan salut. Itu adalah ukuran kadar kecintaaan anda pada Agama. Ada Juga Yang katanya sampai cerai karena sering ditinggal khuruj fii sabilillah.

Sangat Nampak, bahwa beliau banyak menemukan dan mengamati kekurangan orang-orang yang sering khuruj dan ber-itikaf di masjid.

Disisi Lain dari apa yang beliau sampaikan, dengan keberkahan dakwah, ada sangat banyak orang yang justru meningkat urusan keduniaan (harta)nya setelah ambil bagian dalam kerja dakwah dan tabligh, ada sangat banyak juga yang semakin harmonis hubungan keluarganya, yang tadinya anak dan istri enggan memakai jilbab untuk menutup aurat, setelah suami ikut dakwah & tabligh, justru Anak & Istrinya Sudah menutup aurat sempurna dengan cadar & bahkan purdah, serta sudah mengamalkan agama jauh lebih baik dari sebelumnya.

Saya menyadari Beliau seperti itu karena belum pernah merasakan korban untuk agama, Ummat saat ini menganggap dengan menyumbang masjid, panti asuhan, pondok pesantren, naik haji dan umroh sudah cukup sebagai pengorbanan dalam agama. Padahal melawan hawa nafsu, meninggalkan kesenangan dunia untuk kepentingan akherat adalah pengorbanan yang luar biasa.

Siapapun nama beliau, kami ( Saya & Pak Hamka ) berharap, semoga suatu saat Allah akan Pilih beliau dalam kerja nubuwwah yang mulia ini, usaha memperbaiki diri dengan mengajak serta orang lain untuk sama-sama memperbaiki (iman & amalan), serta mendekatkan diri kepada Sang Khalik, Allah Subhanahu wata'ala.

Saya Sarankan Pada Anda (Pembaca) untuk mengkaji Al-Qur'an, bukan hanya membaca tulisan arabnya, tapi usahakan untuk meluangkan waktu setiap saat membaca terjemahan Al-Qur'an sampai khatam berulang-ulang, sebagaimana anda menghatamkan bahasa arabnya. Ada sangat banyak perintah Allah untuk Jihad fii Sabilillah (meninggalkan) keluarga untuk kepentingan agama. hanya saja gairah kita untuk menimba ilmu agama terkalahkan dengan nafsu untuk mengejar kesenangan Dunia yang sifatnya sementara.

Semoga Tulisan Saya Pagi ini membawa manfaat untuk kita semua, terlebih kepada saya yang dalam proses ishlah diri, jangan bosan untuk berkunjung dan membaca artikel saya yang tidak karuan, harap dimaklumi karena background saya bukanlah seorang penulis.

Wassalam

Iskandar Dorman
( Abu Dzulfiqar Dorman )

1 komentar: